Wednesday, September 16, 2020

Menyibak Rahasia Alam Semesta

 


Selain menajamkan Akal, tajamkan pula Rasamu Kawan. Dan rasakanlah berbagai Gumpalan Energi Positif dan Negatif yang berlalu lalang disekitarmu....

Kalau kau tidak terbiasa merasa, maka belajarlah, mulailah dan biasakanlah untuk merasa. Hingga kau akan mulai menyadari banyak hal yang sedang terjadi disekitarmu....

Perintah Iqro' (Bacalah) itu bukan cuma dengan Akal dan Alat Indrawi kita, tetapi juga dengan Alat Non Indrawi kita. Dengan itu semua, umat Manusia membaca Alam Semesta....

Ketahuilah banyak hal yang sulit dicerna Akal padahal ILAHIYYAH. Dan sebaliknya banyak hal yang sangat memukau Akal padahal SYAITONIYYAH...

Ketajaman AKAL (INTELEKTUALITAS) tanpa diimbangi dengan Ketajaman RASA (BASIRAH) akan membuat Manusia kagum dengan dirinya sendiri, sehingga menjerumuskan ia ke Lembah Kesombongan (TAKABBUR) yang Gelap...

Padahal mustahil seseorang bisa mencapai Ketajaman Rasa (Basirah), kalau tidak melalui Ketajaman Akal sebagai Mukaddimahnya...

Maka pencapaian yang tinggi dalam bidang Filsafat semestinya segera di imbangi dengan bermujahadah dalam Irfan / Tasawwuf yakni dengan memperbanyak Wirid, Dzikir dan Doa...

Sebab Filsafat hanya mempertajam Akalmu, sementara Irfan / Tasawwuf mempertajam Rasamu. Kalau kau menganggap dirimu sangat Berkelas dan Istimewa dengan kehebatanmu dalam berfilsafat, ketahuilah pencapaianmu itu masih sangat jauh dibawah Jeniusnya Iblis. Tapi Ketajaman Akal Iblis hanya membuatnya menjadi Makhluk Super Licik plus Super Takabbur sealam semesta.....

Sementara Ketajaman Rasa yang dimiliki Imam Ali as mengantarkan beliau pada derajat Babul Ilmi (Pintu Ilmu) sehingga mayoritas jalur sanad berbagai Tariqoh Irfani dan Tasawwuf di Dunia bermuara kepada beliau, tapi pada saat yang sama beliau sangat Peka pada kesusahan orang lain, sangat tinggi empatinya sehingga Imam Ali as tak punya jarak (Gap) dengan para Gembel, para Yatim, para Dhuafa, para Fakir Miskin....

Para kaum Melarat itu bahkan tak sungkan untuk duduk bercengkerama dengan Imam Ali as karena tahu persis bahwa mereka tidak duduk dengan orang yang Haus Pujian, Gila Hormat, Mabuk disowani, Labil dan Over Sensi...

Sebuah Peribahasa Lama mengatakan:

"Jangan Salahkan Lantai, Kalau Kakimu Tak Pandai Menari."

Kalau Mimpi berjumpa Rasulullah saw pun kau tak bisa, maka jangan sembarangan kau ragukan orang yang bertemu dengannya....

Bukankah salah satu pesan Imam Khumaini kepada anaknya adalah apabila kau tak sanggup mencapai Maqom-Maqom Spiritual, Jangan pernah meragukan mereka yang bisa meraihnya....

Bukankah Maqom Spiritual tidak selalu diraih dengan keinginan sendiri? Bukankah seringkali terjadi orang yang tidak menginginkannya justru meraihnya, sebaliknya bisa jadi mereka yang memburunya justru sulit memperolehnya????

No comments:

Post a Comment