Wednesday, August 12, 2020

Manusia & Kekuatan Supernya



Manusia dalam fungsinya sebagai Khalifatullah Fil Ardh, sebenarnya telah dibekali Allah potensi kekuatan yang luar biasa agar mampu terkoneksi dan memanfaatkan semaksimal mungkin segala sesuatu yang ada di alam ini untuk Taqarrub ilallah.

Manusia (Adam dan Hawa) awalnya adalah Penduduk Surga yang kemudian bermigrasi ke Dunia ini. Di Surga, datuk umat manusia telah dan selalu berinteraksi dengan segala jenis penduduk Langit dari mulai para Malaikat, Ruhul Qudus, Iblis dari jenis Jin, para Bidadari (Gadis Surga), para Wildan Mukhalladun (Pemuda Abadi / Rijalul Ghaib) dan berbagai makhluk gaib lainnya yang hari ini biasa kita sebut sebagai makhluk tak kasat mata atau makhluk non indrawi alias makhluk halus.

Apakah anda mengira bahwa setelah tiba di alam dunia, umat manusia telah kehilangan semua talenta fitrawinya itu (interaksi dengan berbagai makhluk lintas alam / dimensi)?

Apakah anda mengira bahwa diri anda adalah sepenuhnya makhluk nyata / makhluk indrawi?

Apakah anda mengira bahwa diri anda sama sekali tidak memiliki dimensi kegaiban / non indrawi?

Sayang sekali faktanya tidak seperti itu kawan. Jangan pernah lupa bahwa manusia adalah penyatuan antara Jasad dan Ruh. Artinya kita semua adalah makhluk nyata (makhluk indrawi) 100 % sekaligus makhluk gaib (makhluk non indrawi) 100 %.

Ruh yang ada dalam diri kita itulah yang sebenarnya menyimpan kekuatan yang sangat Super yang memungkinkan kita untuk bersentuhan dengan berbagai alam / dimensi lain di balik alam yang selama ini bisa kita jangkau hanya dengan panca indra kita.

Kekuatan Ruh kita ini secara Fitrahnya adalah kekuatan positif yang sangat dahsyat pengaruhnya selama ia tunduk dan condong pada pertimbangan Akal. Karena Akal adalah pintu masuk Hidayah (Bimbingan Ilahiah).

Namun apabila kekuatan Ruh cenderung di dominasi oleh perintah Hawa Nafsu maka ia bisa menjadi kekuatan negatif yang sangat buruk pengaruhnya. Karena Hawa Nafsu adalah pintu masuk Kesesatan (Bisikan Syetan).

Bukankah Imam Ali as pernah mengatakan bahwa apabila Akal manusia sanggup mengendalikan nafsunya maka derajat manusia seketika bisa melampaui ketinggian derajat Malaikat. Namun apabila nafsu manusia telah mengalahkan pertimbangan akalnya, maka dalam sekejap derajat manusia bisa jatuh melewati rendahnya kehinaan derajat Hewan.

Sabda beliau itu sebenarnya tidak sekedar berbicara tentang derajat dan peringkat ketakwaan namun juga beliau sedang berbicara tentang kekuatan Ruh manusia. Ruh manusia yang membersihkan dirinya dari berbagai dosa, bukan hanya bisa menjangkau Alam Malakut namun ternyata bisa menjangkau Alam yang bahkan tidak terjangkau oleh Malaikat sekalipun.

Namun sebaliknya Ruh pendosa akan terhijab dari alam-alam tersebut oleh berbagai dosanya sendiri. Sehingga lama kelamaan dia akan menjadi lebih buas dari binatang buas, lebih liar dan lebih tak bermalu mengalahkan keliaran dan tak bermalunya perilaku dalam dunia hewan, dan pada akhirnya dia akan menjadi manusia yang lebih sulit diatur daripada hewan ternak seperti sapi, domba, ayam dan bebek. Maka sungguh benarlah apa yang telah Allah Firmankan tentang para manusia seperti itu, yakni : "...Ulaa-ika kal an'am. Bal hum adholl..." = "...Mereka itu tidak ubahnya hewan ternak. Bahkan justru mereka jauh lebih buruk..." (QS.Al A'raf : 179)

Telah banyak kasus yang mengindikasikan adanya kekuatan Super pada Ruh manusia. Kita tentu ingat dengan peribahasa orang tua dahulu yang menyebutkan bahwa "Mulutmu Harimaumu", atau dalam ungkapan lainnya disebutkan bahwa "Karena Lidah Badan Binasa".

Kedua peribahasa di atas seringkali diartikan agar kita harus berhati-hati menjaga lisan. Karena bila keluar dari lisan kita kalimat umpatan, caci-maki, ghibah, fitnah, namimah (adu domba / provokasi) maka dampak baliknya akan menerkam diri kita sendiri bagaikan buasnya seekor Harimau dan pada akhirnya akan membinasakan diri kita sendiri.

Dari satu sisi makna ini memang benar. Namun bila dilihat dari lain sisi, kedua peribahasa di atas nampak menyiratkan tentang adanya kekuatan dahsyat di balik Mulut atau Lidah kita ini. Kekuatan menakutkan yang di ibaratkan seperti Harimau dan bisa membinasakan tubuh manusia lainnya.

Sekelompok ilmuwan di Jepang pernah melakukan serangkaian eksperimen kepada dua gelas air bening yang diambil dari tempat yang sama lalu dipisahkan dalam dua gelas dan di letakkan di dua ruangan yang terpisah, sebut saja misalnya air gelas A dan air gelas B.

Setiap hari air gelas A diperdengarkan kalimat-kalimat pujian yang indah. Para ilmuwan melontarkan berbagai bentuk kalimat pujian dan apresiasi kepada air tersebut. Sedangkan air gelas B setiap hari dicaci maki dan diumpat oleh para ilmuwan tersebut.

Seminggu kemudian kedua air tersebut diperiksa kandungannya dan hasilnya air gelas A yang dipuji berubah struktur molekulnya menjadi air berkualitas tinggi bak air hasil penyulingan yang sangat baik bagi kesehatan manusia.

Dan sebaliknya air gelas B yang dicaci maki berubah struktur molekulnya menjadi air berkualitas buruk bak air limbah yang sangat buruk bagi kesehatan manusia bila dikonsumsi.

Dari penelitian ini, maka mereka menyimpulkan bahwa manusia ternyata memiliki suatu pengaruh tak kasat mata terhadap berbagai objek yang ada di alam sekitar (dalam eksperimen ini mereka menjadikan air sebagai sampel penelitiannya). Dan pengaruh itu terbukti bisa berdampak positif dan juga bisa berdampak negatif.

Bergeser sedikit ke Kepulauan Solomon, di sana ada sebuah tradisi unik oleh masyarakat setempat. Apabila mereka ingin membuka lahan pemukiman baru, maka mereka menebang pohon di sekitar area itu. Namun apabila mereka menjumpai pohon yang besar dan sudah sangat tua. Maka mereka akan mengelilingi pohon itu dan semuanya melontarkan berbagai kalimat umpatan dan caci maki kepada pohon itu.

Sehari sekitar sejam lebih mereka melakukan itu. Dan mereka akan mengulanginya setiap hari sampai tepat 40 hari. Dan anehnya persis pada hari ke-40 pohon itu layu dan tumbang sendiri. Tradisi mereka ini sudah sering kali diliput oleh para ilmuwan yang datang dari berbagai negara.

Lalu dalam Islam dari berbagai Mazhab, kita meyakini bahwa ada yang namanya Kekuatan 'Ain (mata panas / pahit lidah) pada orang-orang tertentu. Kekuatan itu kadang disadari oleh orang yang bersangkutan, namun kadang pula tak disadarinya.

Sebenarnya apa yang disebut sebagai kekuatan mata ataupun kekuatan lidah itu tidak tepat. Karena seorang yang buta kedua matanya pun dalam beberapa kasus tetap punya kekuatan 'Ain tanpa perlu memandang objeknya. Begitu juga dalam beberapa kasus, orang yang mulutnya bisu pun masih memiliki kekuatan 'Ain.

Itu semua membuktikan bahwa walaupun dinamakan kekuatan 'Ain yang artinya Mata atau dalam budaya kita biasa dikenal Pahit Lidah, sebenarnya kekuatan itu tidak mutlak berasal dari lidah atau mata seseorang.

Adapun fakta bahwa melalui mata dan lidah sesuatu keburukan bisa terjadi pada orang lain, itu memang benar. Namun kekuatan itu sebenarnya berasal dari Ruh manusia yang memang memiliki kekuatan Super.

Kekuatan 'Ain hingga saat ini masih menjadi tanda tanya besar bagi banyak orang. Sebagian meyakini bahwa kekuatan itu muncul sendiri dan tidak akan pernah bisa dimiliki oleh orang yang memang tidak punya. Namun sebagian lainnya meyakini bahwa kekuatan itu bisa dimiliki oleh semua orang apabila mengasahnya dengan cara-cara tertentu.

No comments:

Post a Comment